Kalo udah gede nanti mau jadi apa? Ada yang bilang mau
jadi dokter, pengen jadi insinyur, yang lain jawab mau jadi pilot dan
sebagainya. Itu jawaban dari anak-anak TK ketika ditanya oleh gurunya. Mungkin
jawaban anak-anak itu hanya sekedar menjawab. Apa yang terlintas di pikiran
mereka saat itu saja. Wajar dan natural karena mereka masih kecil.
Sementara kalo orang yang lebih dewasa seperti anak
SMA atau mahasiswa ditanya apa cita-citanya? Mereka mestinya sudah tidak asal
menjawab lagi. Seharusnya mereka sudah punya cita-cita yang jelas. Bener
gak? Apalagi yang sudah kerja atau menikah, mestinya sudah dalam posisi
mengejar atau mungkin sudah berhasil meraih cita yang didamba.
Arti kata cita-cita menurut kamus bahasa Indonesia
yaitu keinginan yang selalu ada dalam pikiran. Terkadang orang beranggapan
cita-cita itu hanya sebatas profesi apa yang kita inginkan di masa depan.
Padahal mestinya tidak seperti itu. Cita-cita bermakna lebih luas
daripada sekedar pekerjaan apa yang ingin kita lakukan.
Pendidikan yang ingin kita dapatkan juga bisa menjadi
salah satu bentuk cita-cita. Bukan hanya pendidikan formal tapi juga
informal. Mau kuliah sampai S2 atau S3. Ikut pelatihan, seminar atau konferensi
tingkat dunia. Pendidikan biasanya terkait dengan profesi. Namun banyak juga
orang yang profesinya tidak sesuai dengan pendidikan yang telah ditempuhnya.
Cita-cita selain bermakna profesi yang ingin kita jalani, bisa
juga berupa prestasi yang ingin kita raih. Bisa berupa prestasi akademis,
pencapaian di bidang seni, olahraga ataupun hobi. Mungkin ada yang ingin jadi
juara nasional atau mau dapat penghargaan internasional. Bentuk cita-cita juga
bisa berupa karya yang ingin dibuat. Karya tulis berupa buku, lagu, desain dan
sebagainya.
Materi yang ingin kita miliki itu bagian dari cita-cita.
Banyak orang yang ingin punya rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah.
Gadget terbaru, pakaian trendy atau sepatu model terkini biasanya jadi
keinginan anak muda. Ada juga yang bercita-cita untuk punya materi yang tak
biasa dengan mengkoleksi benda-benda langka. Boleh dan wajar saja kalo kita
menginginkan materi apapun selama diperoleh dengan uang halal dan digunakan
untuk kebaikan.
Pasangan hidup yang ingin kita dapatkan adalah bagian
dari cita-cita. Kriteria pasangan hidup yang didamba sudah harus kita
punya tanpa perlu menyebutkan nama. Mencari pasangan hidup yang tepat sangat
penting karena kita akan menjalani separuh lebih perjalanan hidup bersamanya.
Kita ingin punya istri cantik yang setia, anak-anak yang lucu menghibur hati
dan keluarga yang harmonis. Hidup bahagia dan sejahtera bersama keluarga
tercinta. Bagian dari cita-cita yang penting dan tak boleh terlupa.
Cita-cita juga bisa berarti pengabdian kepada sesama. Ada yang
bercita-cita untuk punya yayasan yang mengelola anak jalanan. Ada yang
menyantuni anak yatim piatu, mendirikan sekolah untuk orang tak mampu dan hal
lain semacam itu. Cita-cita tak harus untuk diri sendiri. Manusia yang terbaik
adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk sesama.
Satu hal penting yang tak boleh terlewatkan adalah cita-cita
tidak boleh hanya sebatas dunia. Hidup kita tak akan kekal abadi di muka bumi.
Kematian pasti akan datang dan kita semua akan masuk ke alam yang berbeda.
Untuk itu, cita-cita akan kehidupan abadi harus juga dimiliki. Semua orang
pasti ingin masuk surga tapi untuk masuk ke sana ada banyak kewajiban yang
harus dilakukan dan ada larangan yang harus dijauhi. Sedari kini siapkan bekal
untuk kehidupan di akhirat nanti.
Jika hanya memiliki cita-cita dunia tanpa ada
cita-cita akhirat akan membuat kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
kenikmatan dunia. Cita-cita untuk masuk surga akan membuat kita lebih terjaga
dari perbuatan yang sia-sia. Selain itu juga bisa mencegah kita dari perbuatan
yang merugikan orang lain. Cita-cita dunia dan akhirat bisa berjalan seiring
sejalan. Sungguh indah jika kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan di
dunia dan di akhirat pun nanti kita bisa bahagia.
Cita-cita tak mengenal usia, berapapun umur
kita teruslah miliki dan mengejar cita. Cita-cita juga tak terbatas ruang dan
waktu. Kematian sekalipun tidak akan menghapuskan cita yang sudah tertanam
dalam dada. Apa yang sudah dicita-citakan bisa dilanjutkan oleh anak cucu dan
penerus kita. Tinggi dan mulianya cita-cita menentukan kualitas diri kita. Jadi
apa cita-cita anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar