Di
dalam waktu terselip waktu, time management!
WAKTU
Falsafah
Shalat 5 waktu
Tragedi
kecelakaan di Jogjakarta Mengingatkanku untuk lebih sayang dengan keluarga
Muhammad idolaku
jujur cerdas, bijaksana, berakhlak mulia. Itulah
beberapa sifat mulia yang dimiliki Muhammad saw. Rasul akhir jaman, pemberi
peringatan, suri tauladan terbaik bagi umat manusia. Pembawa risalah
penyempurna atas nabi-nabi yang terdahulu.
Ialah kekasih
Allah, manusia yang terjaga dari kesalahan, sosok pribadi sempurna, figur
terbaik yang pernah ada di dunia. Ia di kagumi, dicintai, sekaligus diikuti
oleh umatnya yang beriman. Tidak heran apabila orang barat sendiri mengakui
bahwa beliau merupakan tokoh yang paling berpengaruh di dunia. (Michael Hart,
100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia)
Rasulullah sangat
mencintai umatnya, itu tercermin bahkan di saat-saat akhir hayatnya ia masih
sempat mengucapkan umati….umati…(umatku…umatku…). Sesaat sebelumnya, beliau
juga sempat bercakap-cakap dengan malaikat Jibril yang akan mencabut nyawanya:
“Jibril, jelaskan
apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang sangat
lemah. Jibril pun menjawab “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”
Namun itu ternyata
tidak membuat Rasulullah lega, sorot matanya masih penuh kecemasan. “Engkau
tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?” Tanya Rasul. “Jangan khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi
siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya,” Jawab Malaikat
Jibril.
Subhanallah,
betapa cintanya Muhammad kepada kita, sampai-sampai menjelang akhir hayatnya
pun masih memikirkan umatnya. Meskipun begitu, tidak semua orang
menyukainya.Ada juga orang-orang yang membencinya. Itulah kaum kafir yang tidak
mau menerima kebenaran Islam. Yang mungkin telah dibutakan mata dan hatinya.
Ketika awal-awal
dakwah beliau di mekah. Orang-orang kafir Quraysi juga sangat tidak senang
kepada Rasulullah, bukan karena pola sikapnya, namun karena agamanya, karena
ideologinya.
Mereka tidak rela
agama nenek moyangnya diganti dengan Islam. Berbagai halangan, rintangan,
tuduhan miring, bahkan sampai percobaan pembunuhan pernah dilakukan oleh mereka
(kafir Quraysi) dalam merintangi dakwah Islam. Merekalah musuh-musuh Allah dan
Rasul-Nya.
Allah swt
berfirman: “Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh
dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk
dan Penolong.” (QS Al Furqaan 31).
Dan kini, setelah
beliau wafat pun, kedengkian orang-orang kafir itu tidak ada habisnya. Berbagai
penghinaan, pelecehan, cercaan juga masih dilakukan oleh mereka. Seperti halnya
pembuatan kartun-kartun nabi dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak akan
mampu melunturkan kemuliaan sosok Muhammad saw. Ia tetaplah sang kekasih Allah,
Suri tauladan bagi manusia.
Mungkin mereka
tidak tahu, bahwa kita sangat mencintainya, melebihi cinta pada diri ini.
Apapun bisa kita perbuat demi Allah dan Rasul-Nya.
Sikap dan
Sifat Muhammad sangat indah dan layak di tiru
Siapa di antara
Anda yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya
tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar? Siapa di antara Anda yang mampu
menahan emosionalnya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan,
mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung,
perangai yang mulya dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis,
sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.
Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulya dari teladan mulia ini dalam kehidupan, perilaku dan mentalitas kita. Kita bergaul dengan orang lain, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi kepada orang yang menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”
Duhai, kiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.
Duhai, sekiranya
kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan
pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang sakit,
beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk
Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata,
“Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”
“Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.
“Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.
Duhai, kiranya
kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita,
sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan
kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya,
memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan
Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri
berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat
dan momentum telah menjadi saksi sabda beliau,
”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”
Sewaktu Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a, Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” Muhammad saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya. Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganyya mengajak berjalan-jalan.
Muhammad saw.
senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memulyakan seseorang, melaksanakan
hak-hak seseorang. Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat,
menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang. Muhammad saw. ketika hendak
menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan
itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalah orang tersebut. Beliau bersabda,
“Mukmin itu tidak mencela, melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau
juga bersabda,
“Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
“Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Muhamamd saw.
merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu
kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad saw. tidak suka
pujian. Muhamamd saw. sangat peduli terhadap
fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang
ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak
yatim, santun terhadap perempuan, memulyakan tamu, memberi makan yang lapar,
bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.
Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw, “Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”
Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw, “Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”
Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal selain dirinya, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita, yang ada hanya kebesaran Muhammad saw.:
Bayang-bayang Engkau selalu menghampiriku setiap saat Ketika aku berpikir, pikiranku tertuju kepadamu
Saya berteriak lantang Zamanmu bak taman indah nan menghijau Aku mencintaimu, cinta yang tidak bisa ditafsirkan
Sungguh, Engkau tidak akan pernah hilang dari ingatan kami. Engkau ada di hati kami. Engkau bersemayam dalam jiwa kami. Engkau terukir dalam benak kami. Engkau berada di pendengaran dan penglihatan kami. Engkau mengalir dalam aliran darah kami. Engkau berada di sendi-sendi setiap jasad kami. Engkau hidup dalam seluruh anggota badan kami. Yaitu dalam sunnahmu, petunjukmu, ajaran luhurmu, akhlakmu yang mulya.
Kesimpulan
Jadi kita sebagai mahasiswa dan generasi muda harus
punya cita-cita dan motivasi biar apa yang kita inginkan bisa tercapai, dan
tidak lupa juga bekerja,berusaha yang gigih tanpa mengenal lelah disertai doa,
supaya kita sebagai umat muslim mampu mewejudkan apa yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar