Selama berabad-abad
masyarakat telah mengenal teori evolusi sebagai sebuah.
proses kebetulan yg menghadirkan berbagai makhluk ‘modern’ yg ada saat ini termasuk manusia sendiri. Siapapun yg berfikir tentang bagaimana makhluk hidup ada dibumi pasti akan berfikir tentang teori evolusi walau hanya sekilas.
proses kebetulan yg menghadirkan berbagai makhluk ‘modern’ yg ada saat ini termasuk manusia sendiri. Siapapun yg berfikir tentang bagaimana makhluk hidup ada dibumi pasti akan berfikir tentang teori evolusi walau hanya sekilas.
Teori Evolusi telah
mendapatkan tempatnya pada dunia sains sebagai sebuah teori yg menjawab
persolan tentang terbentuknya makhluk hidup. Selama satu setengah abad (mungkin
hingga sekarang) teori evolusi menerima dukungan luas dari masyarakat ilmiah.
Ilmu biologi diterangkan dalam konsep-konsep Darwinis. Itulah penyebabnya
mengapa teori evolusi ini dengan mudah dapat diterima masyarakat, karena mereka
beranggapan teori ini sangat ilmiah. Dengan didukung oleh oleh temuan-temuan
fosil purba, ilmu sains seolah menerangkan teori evolusi.
Namun temuan-temuan terakhir justru
bertentangan dengan teori ini. Dan semakin terbukanya ilmu pengetahuan modern,
semakin terbuka pula kesalahan-kesalahan dalam teori evolusi. Berbagai cabang
ilmu pengetahuan, seperti paleontologi, biokimia, genetika populasi, anatomi
perbandingan dan biofisika, menunjukkan bahwa proses alamiah dan kebetulan
tidak bisa menjelaskan asal-usul kehidupan, sebagaimana yang diutarakan teori
evolusi.
Orang pertama yang mempelajari
masalah evolusi secara mendalam - sebuah gagasan yang berasal dari bangsa
Yunani Kuno - adalah biologiwan Prancis, Jean Baptist Lamarck. Teori Lamarck,
yang dikemukakan di awal abad ke-19, menyebutkan bahwa "makhluk hidup
mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup ke generasi
berikutnya". Misalnya, dalam pandangan Lamarck, jerapah telah berevolusi
dari binatang sejenis kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat
berusaha mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi. Namun,
kemunculan ilmu genetika telah menguburkan teori Lamarck sekali dan untuk
selamanya.
Kita mengenal Charles Darwin
sebagai pencetus teori ini. Darwin mendasarkan teorinya pada pengamatan yg
dilakukannya diatas kapal H.M.S Beagle, yang berlayar pada akhir 1831
dalam perjalanan resmi lima tahun keliling dunia. Darwin sangat terpengaruh
pada keberagaman jenis binatang, terutama burung. Ia melihat begitu banyak
burung dengan bentuk paruh yg beragam. Perbedaan pada paruh burung-burung ini,
menurut Darwin adalah sebagai hasil dari penyesuaian diri terhadap lingkungan
mereka yang berbeda. Setelah pelayarannya, dia mengamati banyak hewan dan
pengamatannya ini memberi andil dalam perumusan teorinya. Pada tahun 1859, Darwin
mepublikasikan pandangannya dalam bukunya The Origin of Species (Asal
mula Spesies). Dalam buku ini dia merumuskan bahwa semua spesies berasal dari
satu jenis, berevolusi dari satu jenis ke jenis yang lain sejalan dengan waktu
melalui perubahan-perubahan kecil.
Ketika Darwin mengemukakan
teorinya, para ahli paleontologi adalah yang paling menentangnya. Mereka tau
bahwa bentuk-bentuk peralihan yang menurut pandangan Darwin pernah ada,
kenyataannya tidak pernah ditemukan. Darwin berharap permasalahan ini akan
terjawab dengan penemuan-penemuan fosil baru. Akan tetapi, ilmu paleontologi
malah semakin menggugurkan teori Darwin hari ke-hari.
Akibat keterbelakangan ilmu
pengetahuan saat Darwin mengemukakan teorinya, dia tidak bisa menjelaskan
mengapa kekebalan bakteri terhadap antibiotik tidak termasuk peristiwa evolusi.
Apa yg terjadi pada struktur sel saat hewan berevolusi . dan tidak mungkin
kebenaran teori ini jika Darwin melakukan pengamatan dengan sebuah mikroskop
sederhana yg tidak dapat melihat struktur sel hewan. Berbagai penemuan
fosil-fosil juga membuktikan ketidak-absahan teori ini.
Kita sebagai umat muslim
seharusnya tau tanpa dibuktikan bahwa teori evolusi sangat tidak benar. Karena
Allah swt. dalam Al-Quran menyebukan bahwa semua makhluk hidup tidak melalui
proses evolusi, namun terjadi karena penciptaan oleh Yang Mahakuasa Allah swt.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan
benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu
terjadilah", dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala
ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An'aam, 6: 73)
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah", maka
jadilah ia. (QS. An Nahl, 16: 40)
Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila
Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya:
"Jadilah", maka jadilah ia. (QS. Al Mu'min, 40: 68)
Seperti kita ketahui, lebah mengumpulkan
serbuk sari dan menghasilkan madu dengan cara mencampur serbuk sari dengan
cairan dari tubuhnya. Untuk menyimpan madu dan membesarkan anak-anaknya, lebah
membentuk sel-sel lilin heksagonal (segi enam) yang semuanya amatlah teratur,
bersudut sama, dan secara umum sama sebangun. Lebah membangun sarang madu
dengan sel-sel itu. Lebih jauh, lebah yang meninggalkan sarang mencari makan
dan selalu kembali ke sana memiliki sistem khusus yang diciptakan Allah
sehingga dapat menemukan jalan pulang.
Bagi seekor serangga,
mengetahui besarnya sudut astakona, menemukan resep lilin dan merancang sistem
yang diperlukan untuk menghasilkannya dalam tubuhnya, dan memasukkan keterangan
itu ke dalam DNA-nya sendiri sehingga anggota sejenisnya di masa depan memiliki
kemampuan yang sama, sudah pasti tidak mungkin.
Sudah sendirinya terbukti
bahwa lebah telah diajarkan semua hal itu oleh kekuasaan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, pengetahuan semacam itu telah diilhamkan dalam dirinya,
sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran
Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlan jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl, 16: 68-69).
Allah, Yang Maha Mengetahui,
menjabarkan kepada lebah apa yang harus dikerjakannya, dan lebah bertindak
dalam sepenuhnya penerangan ilham itu. Perilaku sadar sedemikian merupakan
bukti nyata penciptaan.
Penelitian sifat-sifat serupa pada
hewan mengungkapkan rancangan tanpa cacat dan kesadaran lebih tinggi yang
melekat pada makhluk hidup. Hal-hal seperti itu menyempatkan orang sekali lagi
mengerti kekuatan Allah yang tak tertandingi. Dia memiliki daya menciptakan
makhluk apa pun yang Dia kehendaki dan dengan sifat-sifat apa pun yang Dia
kehendaki, memiliki kekuatan tak berbatas, dan Penguasa segala sesuatu.
Akan tetapi, kaum evolusionis
percaya bahwa sifat-sifat luar biasa makhluk hidup muncul tanpa disengaja.
Menurut pernyataan tak masuk akal ini, lebah belajar menghitung sudut dan
berhasil menularkan pengetahuannya kepada lebah lain secara tidak disengaja
atau kebetulan. Ketidaksengajaan juga mendorong munculnya sistem tubuh yang
menghasilkan lilin dan madu.
Sekadar renungan beberapa
detik saja sudah cukup untuk melihat bahwa jalan cerita khayal seperti itu
adalah jauh dari nalar dan ilmu pengetahuan. Allah menciptakan lebah dan
memberinya kesadaran. Keajaiban penciptaan serupa itu menempatkan kaum evolusionis
ke dalam sebuah kesulitan tanpa jalan keluar.
Subhanallah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar